Ujian atau ulangan menjadi momok dalam kehidupan para pelajar. Meskipun ulangan tidak menakutkan tetapi ulangan di takuti oleh para pelajar. Apalagi kalau ulangan itu di beritahu mendadak oleh Bapak/Ibu guru yang mengajar. Siswa menjadi bingung untuk belajar yang hanya di beri waktu 5 menit. Akibatnya para siswa hanya membuat contekan untuk bisa mengerjakan soal yang di berikan oleh Bapak/Ibu guru.
Padahal ujian adalah tolak ukur dalam kegiatan belajar siswa. Tetapi kalau hanya contekan yaaa,tidak murni hasilnya. Dalam pelaksanaan ujian sangat di butuhkan ketenangan. Ketenangan di bagi menjadi 2 yaitu ketenangan batin si-Siswa itu sendiri dan ketenangan ruangan/lingkungan.
Ketenangan batin si-Siswa menjadi faktor utama dalam mengerjakan soal ujian berlangsung. Ketika di rumah sudah belajar, di Sekolah pun menjadi tenang ketika mengerjakan soal-soal yang di ujikan. Tetapi ketika di rumah tidak belajar, di sekolah ketika ujian pun menjadi tidak tenang karena tidak bisa mengerjakan soal ujian. Dan peralatan sekolah pun tidak kalah penting fungsinya ketika ulangan. Sebab, kalau tidak mempunyai alat tulis, siswa tidak bisa mengerjakan soal.
Dan ketenangan yang tidak kalah pentingnya saat ujian adalah ketenangan ruangan/lingkungan ujian. Seperti kelas yang bersih, ruangan yang rapi, meja dan kursi yang kuat/kokoh dan tidak reot. Kelas yang bersih tanpa sampah yang menumpuk di pojokan kelas dan ruangan yang sudah tertata rapi menambah kekonsentrasian para siswa dalam mengerjakan soal ujian. Dan ketika ujian para pengawas ujian pun tegas dalam menjaga para siswa ketika ujian. Pengawas ujian pun tidak pernah sendiri sehingga ketika ujian ada 2 pengawas yang menjaga dan mengawasi jalannya ujian.
Tetapi ketika pengawas sudah selesai menulis absen siswa yang ikut ujian, pengawas atau Bapak/Ibu guru pun memulai untuk bercerita. Entah apa yang di ceritakan oleh Bapak/Ibu guru tersebut. Tetapi kegiatan Bapak/Ibu pengawas itu sangat mengganggu konsentrasi para siswa yang sedang mengerjakan soal ujian. Siswa pun amat sangat terganggu oleh kegiatan Bapak/Ibu yang sudah menjadi kebiasaan itu. Sehingga siswa pun canggung untuk mengutarakan kata-kata supaya Bapak/Ibu guru agar perbincangan itu tidak di lanjutkan. Siswa takut untuk mengutarakan maksudnya, siswa hanya bisa diam dalam keadaan tersebut.
Saran saya sebagai siswa yang sedang melakukan ujian TPM atau biasa di sebut Try Out, Bapak/Ibu guru yang menjadi pengawas tolong tempat duduknya terpisah sehingga tidak bercerita. Kegiatan bercerita yang berlanjut menjadi bercandaan itu amat sangat menganggu siswa yang melakukan ujian. Bukan maksud saya untuk melarang Bapak/Ibu guru pengawas ujian untuk bercerita, tetapi saya meminta kegiatan bercerita itu bisa di hentikan ketika sedang mengawasi siswa yang mengerjakan soal ujian. Saya tidak bermaksud untuk kurang ajar pada Bapak/Ibu guru yang sedang mengawasi ujian, tetapi seorang siswa sangat membutuhkan ketenangan dalam mengerjakan soal ujian.
Semoga, Bapak/Ibu guru pengawas yang sedang mengawasi ujian bisa memahami apa yang di butuhkan oleh para siswa. Yaitu ketenangan.
0 komentar:
Posting Komentar